Arsip | Oktober, 2007

Asmudji HW, Orang Nomor Satu Di Kota Serang

31 Okt

Nama Asmudji HW akhirnya resmi menjadi orang nomor satu di Kota Serang, setelah ditetapkan menjadi Penjabat Walikota Serang oleh Mendagri mardiyanto. Ia menjadi orang pertama yang bakal memimpin Kota Serang setelah dibentuk berdasarkan UU Nomor 32/2007.
Nama Asmudji emang udah nggak asing di kalangan birokrat Banten. Pria kalem ini sebelumnya menjabat sebagai Asda I Pemprov Banten. Buat mengenal siapa sosok Asmudji, berikut ini biodatanya terakhirnya :
Nama : Asmudji HW
TTL : Surabaya, 9 Oktober 1954
Pangkat/Gol : Pembina Utama Muda, IV/c
Jabatan : Asisten Tata Praja
Instansi : Setda Pemprov Banten
Alamat : Jalan Ciopanasa No 18, Ciputri Pandeglang
Pendidikan : Institut Ilmu Pemerintahan
Istri : Sri Hidayati
Anak : Wahyu Hidayat
Anggita Wahyudiyati
Angga Ahadiat Nugraha

Pekerjaan :
* Mantri Polisi Kecamatan Cibaliung, Pandeglang
* Camat Banjar, Pandeglang
* Asda I Pemkab Pandegalng
* Kepala Bawasda Pemkab Pandeglang
* Kepala BKD Pemkab Pandehlang
* Kepala Dishub Pemkab Pandeglang
* Staf Ahli Bupati Pandeglang Bidang Pemerintahan
* Kepala Biro Hukum Setda Pemprov Banten
* Asisten Tata Praja Setda Pemprov Banten

Tanda Kehormatan :
* Satya Lencana Legiun Veteran RI
* Satya Lencana Karya Satya 20 Tahun
* Satya Lencana Karya Satya 40 Tahun

Al Qiyadah Al Islamiyah Belum Masuk Banten

30 Okt

 Aliran Al Qiyadah Al Islamiyah yang telah dinyatakan sesat dan menyesatkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), hingga kini belum masuk ke Banten. MUI Pusat belum menerima data tentang adanya aliran yang dibawa Ahmad Moshaddeq ini di wilayah Provinsi Banten. “Kita belum ada laporan tentang aktivitas aliran ini di Banten,” jelas Ketua Dewan Fatwa MUI Pusat KH Ma’ruf Amin, usai memberikan ceramah pada halal bihalal Pemkab Serang, di gedung Tennis Indoor Pemkab Serang, Selasa (30/10).

KH Ma’ruf Amin menyebutkan, aliran ini memang sudah tersebar ke sejumlah daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Sumatera Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Jogjakarta. Bahkan pengikut aliran yang mengklaim memiliki memiliki ‘nabi’ bernama Al Masih Almawud tersebut sudah berjumlah puluhan ribu. “Berdasarkan pengakuan mereka, jumlah pengikutnya sudah 50 ribu orang,” tambahnya.

Menyikapi hal tersebut, tokoh agama kelahiran Tanara, Kabupaten Serang ini mendesak, agar pemerintah segera mengambil tindakan tegas dalam menindaklanjuti keberadaan aliran ini. Menurutnya, aliran ini sudah dinyatakan sesat karena menyimpang dari ajaran agama. “Ini bukan lagi perbedaan, tapi sudah penyimpangan. Sehingga perlu ada tindakan tegas dari pemerintah, jangan sampai terlambat hingga aliran ini makin meluas dan masyarakat akhirnya main hakim sendiri dengan bertindak anarkis,” jelasnya.

Ketua Dewan Fatwa PBNU ini juga menambahkan, saat ini MUI terus memantau perkembangan aliran ini. “MUI itu bukan eksekutor. Kita terus berkoordinasi dengan pengurus di daerah untuk mengawasi aliran ini,” jelasnya.

Pada sisi lain, KH Ma’ruf Amin menyebutkan, muncul berbagai aliran sesat ini tak lepas dari derasnya arus liberalisasi pemikirian yang masuk ke Indonesia. Dikatakan, hal ini akhirnya mengubah pola pikir masyarakat terhadap. Dikatakan, kondisi umat Islam saat ini juga menjadi penyebab begitu mudahnya aliran sesat berkembang di masyarakat. “Umat Islam saat ini dalam posisi lemah dan dilemahkan. Umat Islam baru menjadi objek belum menjadi subjek,” jelasnya.

Ketua MUI Serang KH Syafei AN mengaku belum mendapatkan informasi tentang adanya aliran Al Qiyadah AL ISlamiyah di Kabupaten Serang. “Tapi gejala munculnya liberalisasi pemikiran sudah ada dan perlu disikapi,” terangnya. (qizink)

Data Anak Krakatau Selama Oktober

29 Okt

Gunung Anak Krakatau 

Secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung atau pada posisi 6°06’05.8″ LS dan 105°25’22.3″ BT. Gunung  Anak Krakatau berjarak sekitar 42 km dari Pos Pasauran di Kabupaten Serang, sedangkan dari Pos Kalianda di Kabupaten Lampung berjarak sekitar 45 km.  

KEGEMPAAN

Gunung Anak Krakatau menunjukkan peningkatan kegiatan yang dicerminkan oleh peningkatan jumlah gempa vulkanik yang terekam, sebagai berikut:

  • 1 – 19 Oktober 2007, terekam 83 kejadian gempa vulkanik dalam dan 94 kejadian gempa dangkal, 14 tektonik lokal dan 2 kejadian tektonik jauh.
  • 20 Oktober 2007, terekam 20 kejadian gempa vulkanik dalam dan 29 kejadian gempa vulkanik dangkal.
  • 21 Oktober 2007, terekam 117 kejadian gempa vulkanik dalam dan 68 kejadian gempa vulkanik dangkal.
  • 22 Oktober 2007, terekam 88 kejadian gempa vulkanik dalam dan 34 kejadian gempa vulkanik dangkal.
  • 23 Oktober 2007, terekam 158 kejadian gempa vulkanik dalam dan 58 kejadian gempa vulkanik dangkal,6 kejadian tektonik lokal dan 4 kejadian tektonik jauh.
  • 24 Oktober 2007, terekam 101 kejadian gempa vulkanik dalam dan 39 kejadian gempa vulkanik dangkal, 1 kejadian tektonik lokal, 2 kejadian tektonik jauh dan tercatat 6 kejadian gempa hembusan.
  • 25 Oktober 2007, terekam 198 kejadian gempa vulkanik dalam dan 56 kejadian gempa vulkanik dangkal, 2 kejadian tektonik jauh dan 55 kejadian gempa letusan.
  • 26 Oktober 2007, sampai dengan pukul 06:00 terekam 32 kejadian gempa vulkanik dalam dan 11 kejadian gempa vulkanik dangkal serta 68 kejadian gempa letusan.      

 Sumber: Pusat Vulkanologi dan MItigasi Bencana Geologi 

Persembahan

27 Okt

Persembahan
: TstR
Qizink La Aziva

mungkin ini kali waktunya
kita kembali membuka kandaga
memunguti jejak masa lalu
berserakan di antara puing-puing
bebatuan karang dan lumut hitam

tapi siapa yang kan baca rawi ini
bersama aroma makam tua
bila babad singgasana
lebih bermakna pada dupa dan mantra-mantra

pangeran,
padamu kupersembahkan saja sajak ini.
Anyer, 30 September 2003

Ranjang Pengantin

ranjang pengantin. bau
aroma kembang semusim.
ada pelangi sembunyi
di balik kain

lalu hujan datang
membasahi ladang akar dan benih tanam
namun sepi yang meraja
tak juga hanyut dari taman hampa

begitu desah. begitu resah
ranjang pengantin. mengutuki
mati
Anyer, 12 Oktober 2003

Lalu Waktu

jarum itu selalu sama berputar-putar dengan bunyi yang pula sama TAK! menjemukan
aku ingin nada beda TIK! misalkan

lalu waktu bersemedi dan mati
Anyer, 12 Desember 2003

Nyanyian Laut

27 Okt

Nanyian Laut

cha, malam ini
bintang menyepi

pada kertas sajak
hanya ada ombak
dibawa angin deru

“bawa aku”
gemuruh dadamu menghantam karang

cha, burung-burung telah mengepak sayap
masih adakah harap
bagi laut senyap
Anyer, 230103

Stasiun Cikini

27 Okt

Stasiun Cikini
Qizink La Aziva

hari ini
stasiun cikini
kita kembali bertanya tentang sebuah kota tak berpeta

kereta telah melaju
lagu anak anak, suara sitar, instrumen tutup botol, dibawa angin entah

kemana
dan matahari terkapar menahan dahaga
lapar

di ujung langit, burung gagak memainkan paruhnya yang runcing
mencoba memangsa seekor cacing

di pinggir kali, ikanikan mengantuk
mengutuk cuaca hitam

tapi duka itu
masih coba kita maknai dengan airmata
dengan cinta dengan katakata

dari stasiun cikini
kita berjalan
menyusuri semua kemungkinan
menemukan kota.
Jakarta, 9 Maret 2003

Ini Bukan Puisi (Persembahan Untuk Rekan TS Pinang)

27 Okt

Ini Bukan Puisi
:TSP
Qizink La Aziva

kudengar suaramu gema, dalam nyanyi sunyi sukma.

ada meresah, pada daun kering merekah.
ada cinta, pada guguran kata.

“ini bukan puisi”
katamu dari pojok warung nasi gudeg lesehan malioboro yang mulai malam ditinggal para seniman.

:sabarlah
si mbok sedang menyeduh air, wedang jahe yang selalu kita rindukan, kita reguk bersama di puncak merapi.

lalu kita cerita tentang edelwise yang mulai sirna
ah,
selama perjalanan ini telah kau abadikan setiap titik debu yang tertinggal di saku bajumu.
Yogya, 2002

AH

mayatmayat telah diserahserakkan kerandakeranda telah diusung doadoa telah dialamatkan mantramantra telah dibacakan orangorang telah dibatubutakan

didepan pintunya sejenak kita menengok apakah jubah tuhan telah dicuri, sedang bersendawa bersama bidadari atau tuhan memang sudah mati

ah,
kita tak pernah diberi tahu untuk apa sebuah kemenangan diperjuangkan
Cilegon, 13 Mei 2003

Merindukanmu

malam dengan hujan mendarat
pada lembar kertas beku
kulukis wajahmu pada sampul surat
dengan garis angin deru

senandung ricik tanah basah
aku resah
merindukanmu
Anyer, 21 01 03

”Leuit” dan Ketahanan Pangan Warga Baduy

27 Okt

BELAKANGAN ini pemberitaan di media banyak diwarnai masalah kelangkaan beras di sejumlah tempat serta kontroversi berkaitan rencana impor beras. Tapi, ketika bertemu dengan Saipan dan Narja di pedalaman Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kab. Lebak, Banten, segala hiruk pikuk soal beras itu tidak terdengar. Di kesunyian hutan berpepohonan tua itu, warga Baduy menikmati kehidupan dengan senikmat-nikmatnya, menyantap nasi dengan lahap dan bekerja keras seperti biasa. Tidak ada yang mengeluh soal kesulitan makan.

Sebagian antropolog menggolongkan masyarakat Baduy masyarakat terasing. Namun, untuk memasukkan mereka sebagai warga miskin dan tidak mampu, tampaknya harus dikoreksi. Sebab, tidak pernah ada orang Baduy yang kelaparan atau busung lapar gara-gara tidak punya beras. Barangkali lebih cocok menyebut orang-orang Baduy sebagai masyarakat yang mandiri.

Tapi, jangan sangka orang-orang Baduy tidak melakukan transaksi ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan beras. Sepanjang memungkinkan, mereka membeli beras dari luar wilayahnya. Jika harga beras sudah di luar kemampuan, mereka berhenti membeli beras. Eureun bae tong meuli beas. Naon hesena, kata Saipan enteng. (Berhenti saja beli beras. Apa susahnya).

Cara lain yang mereka lakukan berpuasa semampunya atau mengurangi jatah makan. Kalau keadaannya sudah tidak lagi memungkinkan untuk itu, maka orang-orang Baduy akan berpaling ke leuit. Leuit adalah bangunan serupa rumah tapi lebih kecil ukurannya, berisi padi hasil ngahuma (menanam padi dengan cara berladang). Setiap keluarga memiliki leuit. Semakin tinggi status sosial ekonominya, semakin banyak leuit yang dimiliki keluarga tersebut.

Bagi mereka leuit adalah tabungan yang sangat berarti. Dengan teknologi yang dimilikinya, orang Baduy menjadikan leuit tidak bisa dimasuki tikus dan sejenisnya. Bangunan ini tidak berjendela, hanya ada dua pintu kecil. Pintu sebelah atas untuk memasukkan padi dan yang di bawahnya untuk mengambil padi.

**

ORANG Baduy dikenal sangat hemat dan pandai menjaga persediaan pangan mereka. Berapapun banyaknya padi dalam leuit miliknya, warga Kanekes tetap berupaya membeli beras dari luar wilayahnya sepanjang memiliki uang. Setidaknya ada dua tujuan penting mengapa mereka melakukan hal itu.

Pertama, agar hubungan sosial ekonomi dengan warga di luar wilayah adat Kanekes tetap terpelihara. Selain itu, untuk kebutuhan lauk pauk seperti ikan asin, mereka tetap harus membeli di Pasar Ciboleger, pasar terdekat. “Tapi, ulah maksakeun meulian beas ti luar, lamun matak ngabeuratkeun mah. Di leuit oge loba keneh ieuh pare mah,” tutur Narja. (Jangan memaksakan membeli beras dari luar kalau memberatkan. Di leuit juga banyak persediaan padi).

Kedua, orang Baduy menjadikan leuit sebagai persediaan pangan menghadapi kemungkinan paling buruk dalam perekonomian mereka. Jika isi leuit tidak lagi penuh, itu alamat tidak baik bagi mereka. Akan terjadi instabilitas dalam kehidupan warga Baduy. Karena itulah, jumlah leuit pun terus bertambah dan lebih banyak dari jumlah rumah tinggal mereka.

Jangan heran, kalau suatu ketika disuguhi makan di rumah orang Baduy, lalu tuan rumah berkata bahwa beras merah yang disantap dengan ikan asin bakar itu usianya mungkin telah puluhan tahun. Hal itu sebagai bukti betapa lamanya padi tersimpan dalam leuit. “Mungkin saja nasi yang kita makan ini, hasil panen ketika saya masih bujangan,” ujar Saipan yang berusia sekira 50 tahun.

Selain leuit yang dimiliki secara individual, terdapat pula leuit yang dimiliki secara komunal. Mungkin kira-kira sama dengan koperasi. Menurut cerita mereka, di leuit itu ada padi yang usianya sudah mencapai ratusan tahun. Leuit serupa itu terdapat di Baduy Jero yakni di Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik. Ketiga tempat itu berdiam para puun (pemimpin tertinggi masyarakat Baduy).

Beras hasil jerih payah mereka warnanya merah, sementara beras “impor” warnanya putih. Mereka sadar betul, menanam padi dengan sistem pengairan guludug (hujan tahunan), pola panennya tidak sama dengan padi sawah irigasi. Karena itu, tidak cara lain kecuali menghemat penggunannya jika ingin tetap hidup.

Untuk hidup hemat dan bersahaja, tidak perlu menjadi orang Baduy. Tidak perlu hidup di dalam hutan yang jauh dari pergaulan zaman yang sudah maju. Cukup saja mengambil spirit dari apa yang mereka jalankan selama ini. Kearifan tidak henti-hentinya mereka perlihatkan dengan lugu tapi tegas. Tidak usah malu belajar kebaikan dari siapa saja. (Enton Supriyatna Sind)***

Sumber : Pikiran Rakyat

Nabi-Nabi Palsu Yang Keblinger

27 Okt

Sekarang muncul lagi nabi palsu di Indonesia. Adalah Ahmad Moshaddeq, yang sejak 23 Juli 2006 setelah bertapa selama 40 hari 40 malam mengaku dirinya mendapat wahyu dari Allah mengaku sebagai Rasul menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW (keblinger banget nih orang). Syariat yang dibawa Moshaddeq ini emang beda, misalnya nggak ngewajibin shalat 5 waktu, dsb. Aliran Al Qiyadah AL Islamiyah yang dibawa Moshaddeq ini pertama muncul di Jakarta kemudian berkembang ke berbagai daerah. Aliran Al Qiyadah Al Islamiyah ini penuh kesesatan.

Untungnya MUI udah tegas-tegas ngeluarin fatwa MUI . sesat buat aliran Al Qiyadah Al Islamiyah yang dibawa si Moshaddeq ini.
Munculnya nabi palsu ini sebenernya kabar yang udah kadaluarsa dalam sejara agama Islam. Soalnya sejak jaman Nabi Muhammad dan sahabatnya, kemunculan nabi boong-boongan ini udah ada. Nabi-nabi palsu juga nggak hanya muncul di negara-negara yang punya basis agama kuat seperti Indonesia, India, atawa Pakistan. Di negara yang udah modern sekalipun banyak orang yang ngaku dirinya utusan tuhan dan nabi.
Nabi palsu juga nggak hanya didominasi kaum pria. Kaum perempuan juga ada yang ngaku sebagai nabi, misalnya Lia Aminudin.
Beberapa nama di bawah ini misalnya nama orang-orang yang mengaku menjadi nabi :
• Musailamah al Kadzdzab, muncul di jaman Rasululloh SAW. Ia tewas di tangan sahabat rasul Khalid bin Walid.
• Aswad al Ansi, muncul di jaman Rasululloh SAW. Tewas di Yaman.
• Tulaihah al Asadi, muncul di jaman Rasululloh SAW dari kabilah Bani Asad. Di akhir hayatnya dia bertaubat.
• Sajjah binti al Harits, muncul sesaat setelah Rasululloh SAW wafat. Dia berasal dari suku Tamim di Irak. Di akhir hayatnya bertaubat dan menjadi muslimah.
• Ahmad bin Husain
• Mirza Ghulam Ahmad. ‘Diangkat’ menjadi nabi oleh Inggris dg agama Ahmadiyah (ndompleng Islam tapinya) di akhir hayatnya mati sakit di kamar mandi (beberapa sumber menyatakan di wc) dg kondisi menyedihkan.
• Mirza Ali Muhammad.
• Bahaullah, aku hanya tau agama yg dia sebarkan, agama Baha’i.
• al Mukhtar bin Ubaidillah.
• Ibnu Sam’an.
• Harits bin Saad, muncul di jaman khalifah Abdul Maik bin Marwan (Bani Umayyah). Dibunuh oleh pengikutnya sendiri.
• Isa al Asfahani, muncul di jaman khalifah al Mansur (Bani Abbasiyah). Dihukum mati.

Nama-nama nabi palsu yang berasal dari Indonesia juga cukup banyak. Bahkan di antaranya adalah dukun cabul yang ternyata banyak berbuat criminal. Nama-nama nabi palsu ini adalah.
• Zikrullah Aulia Allah, dari Sulawesi Tengah.
• Ali Taetang, berasal dari Banggai
• Dedi Mulyana alias Eyang Ended, berasal dari Banten. Nabi palsu ini sebenarnya malah dukun cabul.
• Lia Aminuddin, berasal dari Jakarta. Sekarang kasusnya udah masuk persidangan.
• Ahmad Moshaddeq yang membawa ‘agama’ Al Qiyadah Al Islamiyah.

Jam Pendeteksi Gejala Gempa

27 Okt

Bagi negara yang posisinya di antara lempeng bumi, seperti Jepang, gempa bumi merupakan suatu gangguan yang hampir setiap hari terjadi. Untuk itu, diperlukan sistem peringatan dini yang bisa diakses semua orang sebelum gempa terjadi. Citizen, produsen jam asal Jepang, menangkap peluang ini dengan menciptakan Seismic Watch.

peranti tersebut merupakan alat deteksi gempa bumi berbentuk jam tangan dan jam dinding analog. Di dalamnya, terdapat receiver EEW (early earthquake warning). EEW merupakan sinyal early warning system gempa bumi yang telah lama diterapkan di Jepang. Sistem sinyal itu dikelola Lembaga Meteorologi Nasional. Sinyal tersebut dipancarkan oleh lebih dari seratus stasiun pemantau gempa yang tersebar di seluruh negara tersebut. Dalam keadaan normal, Seismic Watch berfungsi layaknya jam tangan biasa. Namun, ketika tiba-tiba menangkap sinyal EEW, ia akan langsung menghitung besarnya gempa dan interval waktu hingga gempa datang. Perhitungan ini berdasar data lokasi di mana jam sedang dipakai pemiliknya. Setelah menghitung, jam langsung memperingatkan pemiliknya lewat bunyi alarm dan getaran. Putaran jarum jamnya akan makin cepat sesuai dengan intensitas perkiraan gempa. Sementara itu, jarum menit dan jarum detiknya akan memulai countdown hingga gempa benar-benar tiba. Rencananya, Seismic Watch akan dipasarkan pada 2010. Belum ada harga resmi yang dikeluarkan untuk format jam tangan. Sedangkan yang berbentuk jam dinding mungkin akan dijual seharga USD 170 atau sekitar Rp 1,6 juta. (*)